Tadi pagi saya baru sadar bahwa hari ini adalah hari buku dunia. Lagi-lagi social media twitter yang memberikan informasi ini. World Book Day ditetapkan oleh Unesco – sebuah badan PBB – pada tahun 1995. Mengapa tanggal 23 April?
Ternyata tanggal tersebut bertepatan dengan kematian seorang penulis besar. William Shakespeare. Siapa yang tidak mengenal seorang penulis besar dari Inggris. Bukan, beliau wafat bukan minum racun seperti kisah Romeo Juliet yang diciptakannya, tapi karena memang ajal sudah menjemput. Selain Shakespeare, hari itu juga merupakan hari kematian penulis dunia lainnya yaitu Cervanter dan Inca Garcilaso de la Vega.
Ternyata tanggal 23 April juga merupakan hari kelahiran beberapa penulis terkenal seperti Mauricw Druon, Haldor K.Laxness, Vladimir Nabokov, Josep Pla dan Manuel Mejia Vallejo.
Mungkin karena banyak penulis besar yang lahir dan meninggal pada tanggal 23 April maka tanggal tersebut ditetapkan sebagai hari Buku Dunia.
Selain menentukan hari lahir, sejak tahun 2001 setiap tahun Unesco menetapkan ibukota Buku Dunia. Wah ternyata buku ada ibukotanya juga ya. Tahun ini Bangkok terpilih sebagai ibukotanya. Sedangkan tahun 2014 adalah Port Harcourt (Nigeria). Jakarta kapan ya?
Saya bersyukur sejak kecil memiliki hobi membaca dan berdampak dengan banyaknya buku-buku di rumah. Lemari hias bukan diisi oleh berbagai pajangan, tapi penuh oleh buku. Kalo sudah begini saya hanya bisa menyitir quote Marcus Tullius Cicero, “A room without books is like a body without a soul”. Jleb banget kan?
Dan saya juga bersyukur sudah bisa menerbitkan satu buku pribadi dan satu buku keroyokan sejak tahun 2011 lalu. Indah rasanya saat kita memegang buku dan disitu tertulis nama kita. Begitu juga saat ke toko buku, rasanya sangat luar biasa mendapati salah satu buku kita ada disana. Tidak perlu menjadi best seller, membaca nama kita dalam sampul suatu buku saja sudah luar biasa. Kalau buku kita laris anggap saja sebagai bonus.
Jadi sempatkanlah minimal 1 dalam seumur hidup kita untuk membuat satu buah buku, sebagai prasasti untuk anak-cucu kita kelak bahwa pendahulunya pernah berbagi ilmu lewat sebuah buku.
Sumber info : Goodreads Indonesia @bacaituseru