Sesaat sebelum berangkat menuju Pulau Maratua, kami harus berpisah dengan para “transporter” yang sudah mengantar kami dari Palangkaraya hingga Berau dengan selamat. Selama 8 hari, ditangan mereka lah keselamatan kami dipertaruhkan. Mereka harus selalu siaga setiap saat, sementara kami sendiri berperan sebagai co-pilot namun sering tertidur karena lelah. Kadang saya berinisiatif untuk gantian menyetir pada beberapa trek yang cukup aman. Biasanya di kawasan perkotaan yang jalannya mulus dan lebar. Sedangkan untuk etape luar kota saya serahkan kepada ahlinya.

Saatnya berpisah dgn para transporter yg mengantar kita dari Palangkaraya sampai Berau. Thanks bro!

Memang setiap ada pertemuan, pasti ada perpisahan. Namun rasanya kali ini kami berpisah terlalu cepat. Disaat kami mulai saling mengenal dan memahami, kami harus berpisah. Saya sendiri ikut mengantar kepergian mereka menuju Bandara Kalimarau. Namun sayang, lagi-lagi kabut asap menjadi penghambat. Perjalanan mereka dibatalkan dan berangkat ke Jakarta melalui Tarakan, mereka harus menempuh tiga jam lagi perjalanan laut dari Berau.

Bandar Udara Kalimarau, Berau

Setelah mengantar keberangkatan para “transporter” kami langsung menuju Pulau Maratua menggunakan perahu boat. Tidak ketinggalan satu buah Daihatsu Terios ikut serta yang dibawa dengan menggunakan perahu yang berbeda. Jika mendarat di Pulau Maratua, inilah mobil Sport Utility Vehicle (SUV) pertama yang mendarat di pulau tersebut. Membawa satu mobil menuju destinasi terakhir sepertinya sudah menjadi kewajiban dalam setiap episode Terios 7 Wonders. Saat di episode Sumatera Coffee Paradise satu Daihatsu Terios sampai di Pulau Sabang, saat episode Hidden Paradise satu Terios merapat di Dermaga Pulau Komodo dan saat episode Amazing Celebes Heritage satu Terios berhasil menjelajahi Pulau Tomia, Wakatobi.

Welcome to Maratua Paradise. Tulisan yang tertera di sebuah kayu tersebut seakan menyambut kedatangan kami di Pulau Maratua, sebuah pulau yang terletak di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur. Perjalanan selama tiga jam dari Pelabuhan Tanjung Redeb seakan sirna melihat keindahan pulau terluar NKRI yang berbatasan dengan negara Malaysia tersebut. Memang suasana awan saat itu kelabu karena tertutup asap, namun kami melihat keindahan lain yaitu laut jernih yang berwarna hijau tosca.

Welcome to Maratua Paradise

Kami menginap di Maratua Paradise Resort, sebuah penginapan yang berada di pesisir Pulau Maratua. Jadi kami semua tidur di sebuah resort di atas laut yang hanya disangga oleh kayu ulin khas Kalimantan. Rencananya tiga malam kami akan menginap disini. Sebuah harga yang setimpal setelah kami bertualang selama 8 hari melalui jalan darat.

Maratua Paradise Resort (Foto : Barry Kusuma)

Pulau Maratua merupakan salah satu pulau dari Kepulauan Derawan. Pulau lainnya adalah Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban, Pulau Panjang, Pulau Semama dan Pulau Derawan sendiri. Setiap pulau mempunyai keindahan dan keunikan tersendiri. Seperti Pulau Kakaban yang mempunyai danau dengan ciri khas ubur-ubur tanpa sengat. Pulau Sangalaki yang menjadi pusat konservasi penyu. Selain itu ada juga keindahan lain yaitu keindahan bawah laut. Rencananya keindahan dan keunikan tersebut akan kita eksplorasi selama tiga hari ke depan.

Sedianya kami dipersilahkan untuk beristirahat hingga makan malam nanti. Namun melihat segala keindahan ini rasanya sayang untuk dilewatkan. Sefin dan Vira segera nyebur di pantai depan dermaga. Wira, Bobby dan Fahmi mulai hunting foto untuk stock, Barry menerbangkan drone-nya, sedangkan cumi mulai mengeluarkan kancut andalannya.

sefin

Hingga menjelang sunset, semua kegiatan kami hentikan. Semua sudah berada di balkon resort masing-masing. Melihat keindahan lain yaitu tenggelamnya matahari sore itu. Bulatan kecil memancarkan rona warna keemasan. Namun menjelang batas cakrawala, warna itu pudar ditelan mega. Kami gagal melihat sunset sore itu. Akan tetapi masih ada keindahan lain yang tersisa : lembayung.

sunset