Beberapa waktu lalu sebuah survey menunjukkan bahwa kaum millenials atau generasi z berusia 18-35 tahun tidak akan bisa memiliki property seperti hunian rumah atau apartemen. Hal ini disebabkan oleh sifat dari generasi millenials sendiri yang cenderung ingin praktis, nggak mau ribet, dan lebih mengutamakan gaya hidup. Secara rasional sih memang betul ya. Dengan penghasilan sebagai new-jobber rasanya mereka hanya mampu mencicil hunian di pinggiran kota, sementara kantor mereka berada di kawasan CBD (Central Business District). Dengan sifat mereka yang gak mau ribet, mereka malas untuk menjadi commuter pergi pulang dari kawasan pinggiran ke kantornya yang ditempuh lebih dari 2 jam. Mereka lebih memilih kost yang berada di dekat kantornya dan hanya sekitar 30 menit untuk mencapainya. Padahal biaya untuk kost lumayan juga untuk lokasi yang berada di pusat bisnis.

Sementara lahan untuk perumahan di Jakarta semakin terbatas dan hal ini membuat para pengembang lebih mengutakan pembuatan apartemen untuk kebutuhan hunian tersebut. Apartemen tersebut ditempatkan di kawasan perkantoran dan memiliki aksesibitas yang baik. Saat ini Kota Jakarta berupaya untuk dapat melayani warganya baik dari segi hunian maupun transportasi. Menurut Yoga Adiwinarto, Country Director ITDP (Institute Transportation and Development Policy), dalam bincang tentang Transportasi dan Investasi Property yang diadakan oleh Pengembangn Synthesis mengatakan bahwa pada awalnya Kota Jakarta merupakan hasil perencanaan pro mobil. Sehingga sekarang kita dapat merasakan dampaknya seperti terjadi kemacetan di mana-mana. Misalnya Area Sudirman-Thamrin mengapa macet terus? karena dengan kapasitas parkir 38.000 mobil, tapi sarana jalannya hanya sanggup menampung 6.000 mobil/jam dengan demikian tentu akan terjadi kepadatan lalu lintas karena pada waktu yang sama terutama jam kerja, ribuan mobil masuk bersamaan. Untuk mencegah kemacetan yang lebih para beberapa perencanaan sudah dijalankan dan sudah terbukti hasilnya. Seperti proyek busway saat ini Jakarta merupakan kota yg paling panjang melayani penumpang bus di dunia dengan panjang trayek Transjakarta sepanjang 220 km, dengan melayani 500.000 penumpang/hari. Sedangkan untuk rencana jangka panjang pada 2030 Jakarta shifting car oriented jadi people oriented city.

Itulah mengapa para millenials lebih memilih kost di kawasan perkantoran yang bebas dari macet. Mereka tinggal jalan kaki menuju tempat kerjanya walaupun sebenarnya mereka membuang uang untuk sewa kost yang sesungguhnya dapat digunakan untuk investasi property. Menurut Ahmad Gozali seorang perencana keuangan, siapapun yang sudah memiliki penghasilan baik itu generasi millenials atau generasi X harus punya niat investasi, bisa investasi property, investasi emas, maupun investasi financial. Khusus untuk Investasi bidang property akan menghasilkan 3C yaitu : Cashflow, Capital Gain dan Collateral. Beberapa keuntungan dapat diperoleh dari hasil sewa property kurang lebih 10%, kenaikan harga property setiap tahun, dan dapat dijadikan jaminan bank untuk modal usaha. Ahmad Gozali yang merupakan penulis buku “Habiskan Saja Gajimu” juga menyarankan agar penghasilan yang kita dapatkan untuk segera dihabiskan untuk berbagai keperluan yang sudah tercatat, seperti kebutuhan rumah tangga, investasi, asuransi dan cicilan. Jadi jangan sampai tersisa dan tergoda untuk membelanjakan hal-hal yang tidak perlu. Saving dulu baru shopping. Kalau saya mempunyai filosofi utamakan kebutuhan dan bukan keinginan. Jadi setiap kita harus punya rencana mau diapakan ini uang. Lupakan dulu ambil cicilan mobil karena sekarang sudah ada taksi online, utamakan untuk investasi hunian. Sisihkan gaji untuk mencicil kewajiban ini dan tekan pengeluaran untuk pos lain. Kalau kata Ahmad Gozali doanya adalah Allahuma paksakeun. Jadi paksa untuk dapat mencicil dengan lancar.

Kendala millenials yang mendapat kesulitan dalam memiliki property di pusat kota dapat diatasi dengan konsep yg diusulkan oleh Synthesis. Seperti yang diungkapkan Asnedi property Consultant Synthesis memaparkan pengembang Synthesis memberikan penawaran yang menarik untuk mendapatkan property apartemen. Peminat cukup mencicil Rp 5 juta per bulan selama 3 tahun sebagai uang muka untuk kepemilikan Apartemen Prajawangsa City yang akan dididirikan di kawasan Jakarta Selatan, tepatnya di Jalan Raya Bogor, 15, km dari exit tol Pasar Rebo, Jakarta Timur. Kawasan ini dinilai strategis karena dekat dengan kawasan perkantoran di kawasan Jalan TB Simatupang. Nah selama masa cicilan 3 tahun itu, peminat juga akan diberikan hunian cuma-cuma alias gratis di Apartemen Bassura Jakarta Timur. Info selengkapnya dapat dilihat di website resminya www.prajawangsacity.id

Dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ternyata kaum millenials pun ternyata bisa dan sanggup memiliki hunian, asal secara disiplin melakukan rencana keuangannya. Kurang-kurangilah ngopi-ngopi cantik di cafe, toh masih bisa ngopi sasetan di kantor / rumah. Kurang-kurangin travel yang pake boarding, cukup backpackeran dijamin lebih seru. Mendingan uangnya diinvest buat property dan menjadi hunian masa depan, masa ngontrak terus.