Setelah setahun lebih nggak ada jadwal traveling ke luar negeri, akhirnya kesempatan untuk ngecap passport datang lagi. Kali ini akan mengunjungi Macau, sebuah wilayah otonomi khusus dari Republik Rakyat Cina eh Tiongkok. Lagi-lagi saya diundang sebagai Blogger oleh Macau Goverment Tourist Office (MGTO). Blogger lainnya yang ikut dalam rombongan adalah Barry Kusuma (Photographer), Alexander Thian (Buzzer), M. Fahmi (Travel Blogger), Puput Utami (Hijabers Heitz), Una (Travel Blogger) dan Shofi.

Kami berangkat minggu lalu tepatnya tanggal 24 Oktober 2014 tengah malam. Menggunakan pesawat Garuda Indonesia, tepat pukul 23.30 pesawat berangkat menuju Macau via Hong Kong. Jakarta – HK ditempuh selama 4 jam. Kemudian dilanjutkan ke Macau dengan menggunakan ferry “Turbo Jet” yang ditempuh dalam waktu 50 menit.

Selasa pagi tiba di Hong Kong International Airport. Berhubung jadwal ferry ke Macau jam 10.00 maka kami sempat istirahat sejenak sambil memanfaatkan wifi gratis dan kenceng di bandara. Sempet juga melakukan ritual “pagi” namun ternyata semua toilet di sini tidak ada semprotan untuk bilas jadinya cuma pake tisu 😐 Moral of the story dari kejadian ini adalah bawalah selalu tisu basah jika bepergian ke luar negeri.

 

Welcome at HK, coba cari yang bahasa Indonesia manaa?
Welcome at HK, coba cari yang bahasa Indonesia manaa?
Dari Bandara HK langsung terkoneksi ke pelabuhan menuju Macau
Dari Bandara HK langsung terkoneksi ke pelabuhan menuju Macau
Sambil nunggu ferry sempetin ngecharge gadget biar full
Sambil nunggu ferry sempetin ngecharge gadget biar full

Tepat jam 10 kita semua sudah ada di atas ferry “turbo jet” yang nyaman. Kita juga diberi sarapan roti lengkap dengan buah-buahan. Oya untuk bagasi ternyata tidak perlu diambil di bandara karena sudah terkoneksi secara langsung, jadi bagasi yang kita simpan dari Jakarta bisa langsung ambil saat kita tiba di Macau.

Dan akhirnya tepat jam 11.00 siang kita tiba di Pelabuhan Macau. Setelah mengurus bagasi perjalanan dilanjutkan menuju penginapan dan selama di Macau kita akan menginap di Hotel Sheraton Macau. Ternyata di sini ada Sheraton juga ya kirain cuma ada di Solo dan Jogja. Itu mah keratoooon. 🙂

Selfie dulu di Sheraton Macau signage
Selfie dulu di Sheraton Macau signage

Sebelum check in kita makan siang terlebih dahulu di Feast Restoran yang berada di lobby hotel. Aneka sajian kuliner dari berbagai negara tersaji dengan segar. Biar aman kami mengambil makanan seafood segar dan sushi. Ternyata ada juga terselip menu rendang balado. Bangga juga ya ada menu khas Indonesia. Cuma makanan di sini kurang sambal. Tidak ada chili terpaksa wasabi dilahap. Hah…puanasss!!!!

Setelah makan siang dan check in kami dipersilahkan istirahat di kamar masing-masing yang mendapat satu kamar setiap orang. Kamarnya wuih mewah banget, rasanya inilah kamar termewah yang pernah saya inapi. Suwer!!

Disambut Teddy Bear saat masuk kamar 2942
Disambut Teddy Bear saat masuk kamar 2942

Menjelang malam kami berkumpul kembali di lobby untuk mengunjungi Macau Tower. Di bangunan setinggi 338 meter itu kami akan makan malam. Serunya di 360 resto tersebut dapat berputar sehingga kita bisa menikmati keindahan Kota Macau secara keseluruhan. Selain itu du Macau Tower juga ada bungy jumping tertinggi di dunia milik AJ Hackett. Setelah puas berkeliling dan makan enak akhirnya sebelum kembali ke hotel kami sempat mengunjungi beberapa tempat di jantung Kota Macau seperti menikmati air mancur menari yang berada di depan hotel Wynn dan Grand Lisboa. Saat kembali ke hotel beberapa teman ada yang langsung istirahat, sedangkan saya sendiri ingin jalan-jalan di seputar hotel.

Makan malam di 360 Resto di Macau Tower
Makan malam di 360 Resto di Macau Tower
View dari Macau Tower
View dari Macau Tower
Pertunjukkan air mancur menari di depan hotel Wynn
Pertunjukkan air mancur menari di depan hotel Wynn
View Macau Tower dan jembatan di malam hari
View Macau Tower dan jembatan di malam hari

Sheraton Hotel tepat berada di jantung Macau. Bersebalahan dengan hotel bintang 5 lainnya seperti Four Seasons, Conrads, Sands Cotai dan The Venetian.Semua terkoneksi dengan koridor jadi bisa saling mengunjungi tanpa harus keluar dari hotel. Jadi menurut guide kami Pak Alan yang fasih berbahasa Indonesia dengan terkoneksi semua hotelnya jadi bintang 25 🙂 Saya sendiri ingin melihat The Venetian yang terkenal dengan kanal dan langit buatan.

Setelah menelurusuri lorong-lorong yang mewah karena di kiri dan kanannya terdapat toko-toko branded, akhirnya saya tiba di The Venetian. Saya cukup kaget ketika melihat langit yang berwarna putih dan biru seperti siang hari. Padahal waktu itu waktu sudah menunjukkan jam 11 malam. Kanal-kanal yang indah, persis diciptakan seperti Kota Venesia yang asli di Italia. Tidak terasa saya berputar-putar ke sekeliling area dan waktu sudah menunjukkan tengah malam, waktunya kembali ke hotel dan beristirahat karena besok jadwal padat sudah menanti.

The Venetian, liat langit dan kanal buatannya. Keren banget!
The Venetian, liat langit dan kanal buatannya. Keren banget!

Hari ke-2

Hari kedua menjelajahi Macau diawali dengan breakfast di Feast Restoran yang berada di lobby Sheraton Macau. Varian sajian begitu beragam karena melayani tamu yang datang dari berbagai negara. Saya sendiri mengambil dimsum, sosis, kentang goreng , cakue dan beef rendang. Sudah mewakili berapa negara tuh menunya?

Destinasi pertama yang akan dikunjungi adalah “Parque Seac Pai Van” atau Pavilliun Panda. Di tempat yang luasnya hektaran ini kita bisa melihat aktivitas panda yang bernama Kaikai. Yups ternyata pandanya cuma satu aja. Kebetulan saat kita kunjungi lagi breakfast juga. Melahap daun-daun bambu yang memang merupakan makanan utamanya. Beruntung kita bisa melihat dia sedang beraktivitas seperti itu karena biasanya menurut penjaganya panda tersebut kebanyakan tidur. Setelah puas mengelilingi taman yang dipenuhi dengan patung panda raksasa, sebelum meninggalkan tempat tersebut kita sempatkan dulu mengecap passport dengan stempel panda yang lucu. Jadi sudah sah ya masuk ke dunia panda.

 

Kaikai sedang asyik melahap daun bambu
Kaikai sedang asyik melahap daun bambu

 

Cap Passport Stempel Panda Pavillion
Cap Passport Stempel Panda Pavillion

Destinasi berikutnya adalah menuju pantai yang cukup terkenal di Macau yaitu Hac Sac Beach yang artinya Pantai Pasir Hitam. Entah kenapa diberi nama tersebut, namun menurut guide kami yang kocak diberi nama tersebut karena dulu pernah ada naga yang mampir dan menyemburkan apinya ke pasir pantainya kemudian terbakar dan jadilah hitam. Entah benar atau mengarang bebas tuh pernyataan sang guide. Wallahu Alam.

Pantai Pasir Hitam
Pantai Pasir Hitam

Setelah dari pantai perjalanan dilanjutkan mengunjungi Lord Stow’s Bakery. Sebuah toko roti yang sangat terkenal di Macau dan Tiongkok. Toko kecil ini memproduksi egg tart makanan khas dari Portugis. Dan setelah mencobanya ternyata memang egg tart ini juara banget. Rotinya lembut dan rasanya tidak terlalu manis tapi pas di lidah. Kami menikmatinya di sebuah taman tepat di tepi laut yang diseberangnya ternyata adalah China daratan. Jadi inget pepatah “Tuntutlah Ilmu Sampai ke Negeri China”. Jadi sudah sah ya sampai di China walau hanya tinggal selemparan batu saja.

Lord Stows Bakery
Lord Stow
Fresh from the oven
Fresh from the oven
Hanya selemparan batu dari China daratan
Hanya selemparan batu dari China daratan

Tidak terasa waktu sudah menjelang tengah hari dan saatnya kembali mengisi amunisi alias makan. Restoran yang kami datangi adalah sebuah restoran yang menyajikan makanan khas Portugis namanya Miramar. Bukan judul telenovela lho itu mah Marimar. Menu yang disajikan cukup beragam, mulai dari seafood, ayam bakar Afrika, sampai dessert yang terbuat dari aneka buah-buahan. Semuanya ludes tak bersisa. Setelah perut kenyang perjalanan dilanjutkan kembali.

Miramar Resto, menyajikan masakan khas Portugis
Miramar Resto, menyajikan masakan khas Portugis
Masakan seafood udangnya...nyusss...
Masakan seafood udangnya…nyusss…

Destinasi berikutnya adalah Ruins of St. Paul’s Church. Sebuah gereja peninggalan Portugis yang pernah terbakar, saat ini hanya tinggal fasadnya saja yang masih tersisa. Namun karena keunikannya tersebut jadi semakin banyak dikunjungi sebagai sebuah destinasi wisata. Berdekatan dengan gereja ini kami juga mengunjungi Museu de Macao yang memberikan informasi sejarah panjang Macau. Mulai dari kedatangan Portugis hingga penyerahan kembali ke Tiongkok. Kami naik ke lantai paling atas yang terbuka yang ternyata adalah sebuah benteng yang dibangun oleh Portugis. Tempat ini sangat strategis karena berada di wilayah paling tinggi di sekitar Macau. Dan ditempat ini kita bisa melihat ke sekeliling kota seperti yang terlihat dalam link ini.

 

Selfie di depan Ruins of St Pauls Church
Selfie di depan Ruins of St Paul
Diorama Macau tempo doeloe
Diorama Macau tempo doeloe

Setelah cukup lama menikmati masa lampau Macau di musium kami bergerak menuju Senaro Square sambil beristirahat. Menikmati suasana yang ramai dengan banyaknya orang yang berlalu-lalang. Di tempat ini kita juga bisa membeli oleh-oleh di supermarket dengan harga yang lumayan murah dibandingkan dengan di bandara. (yaiyalah). Cukup kami kami beristirahat sambil cuci mata melihat mode pakaian terkini yang begitu minimalis 😀

Suasana hiruk pikuk di Senaro Square
Suasana hiruk pikuk di Senaro Square

Menjelang sore kami menyempatkan mengunjungi dua musium lagi yang berdekatan yaitu Musium Grand Prix dan Musium Wine. Ada-ada aja ya Macau ini. Mobil balap dan minuman aja bisa dijadikan musium. Tapi ternyata setelah memasuki kedua musium tersebut kita jadi tau sejarahnya. Hanya Macau lah satu-satunya tempat yang menjadi penyelenggara balap mobil dan motor yang dilaksanakan di jalan raya. Kalau Monaco dan Singapore hanya mobil balap saja. Tapi kalau balap motor di jalan raya hanya di Macau saja. Etapi di Indonesia juga banyak juga balap motor di jalan, tapi ilegal sih 🙁

Museum GP dan Wine
Museum GP dan Wine

Dalam museum Grand Prix disajikan beberapa mobil balap asli milik beberapa pembalap terkenal seperti Ayrton Senna dan Michael Schumacher. Bahkan ada tempat khusus untuk mendiang Senna sebagai apresiasi dedikasinya di dunia balap F1 hingga akhir hayatnya.

Mobil balap F1 legendaris milik Ayrton Senna
Mobil balap F1 legendaris milik Ayrton Senna
Musium Wine. Note : ini bukan hijabers yaa
Musium Wine. Note : ini bukan hijabers yaa

Hari mulai gelap ketika kami keluar dari museum GP dan Wine. Namun lampu-lampu indah mulai menerangi malam. Macau bermandikan cahaya. Macau lebih indah saat malam hari. Perjalanan kembali dilanjutkan dan jadwal berikutnya adalah makan malam di restoran India. Kami mendatangi sebuah tempat di tepi laut dan ternyata tempat tersebut menyerupai sebuah …. Colloseum! OMG saya baru tau di Macau ada tempat seperti di Italia. Namun ternyata bagian dalam colloseum tersebut berfungsi sebagai toko. Jadi semacam ruko dengan penampilan seperti Colloseum. Idenya menarik sekali jadi wisatawan tertarik untuk berkunjung.

Percaya nggak kalo saya ngaku di foto di Itali?
Percaya nggak kalo saya ngaku di foto di Itali?

Setelah puas foto-foto di depan museum kami dijamu makanan India yang sangat berselera. Dulu pernah makan menu India juga tapi rasanya beda dengan apa yang disajikan di resto ini. Mulai dari makanan pembuka, utama dan penutup semuanya enak, nikmat dan kuenyang.

Indian Food
Indian Food
Mau?
Mau?

Begitu banyak informasi yang didapat hari ini tentang Macau. Mulai dari sejarah panjang saat dijajah Portugis hingga menjadi tempat akulturasi budaya timur – barat yang memesona. Bagaimana dengan kehidupan modern Macau terkini? Simak eksplorasi tim Blogger Indonesia di hari ke-3 besok.

Hari ke-3

Hari ke-3 kami diberi kebebasan untuk mengeksplorasi Macau hingga siang. Jadi saat sarapan di Feast Resto kami merencanakan akan kemana. Beberapa blogger ada yang mengajak ke City of Dreams, tapi ada juga yang memilih eksplorasi di kamar karena kecapean. Saya sendiri diajak Alex untuk mengunjungi kembali The Venetian. Karena kemarin sudah pernah kesana jadinya serasa jadi guide.

 

Sarapan bareng blogger. Mau kemana kita?
Sarapan bareng blogger. Mau kemana kita?

Tapi ternyata apa yang saya kunjungi kemarin ternyata belum semua. Bagian luar dari The Venetian belum dikunjungi dan ternyata suasana di bagian luar tidak kalah bagusnya dibanding dibagian dalam. Dan ketika kami memasuki bagian lobby hotel The Venetian langsung dibuat bengong. Interiornya yang didominasi warna keemasan begitu menakjubkan dengan desain khas Eropa. Termasuk langit-langitnya yang dilukis bergaya reanisance. Luar biasa. Serasa bukan di Macau. Serasa ada di Eropa seperti yang digambarkan dalam novel Da Vinci Code.

Bengong liat Lobby Hotel The Venetian.
Bengong liat Lobby Hotel The Venetian.
Tengoklah bagian atasnya
Tengoklah bagian atasnya

Tidak terasa, seteleah berputar-putar dan sedikit nyasar waktu sudah menunjukkan jam 12.30, waktu saat berkumpul di lobby Hotel Sheraton untuk makan siang bersama blogger lainnya. Sambil panik takut ditinggal kita bertanya kepada petugas yang jaga, namun rata-rata mereka tidak bisa berbahasa Inggris. Kosa kata dasar sekalipun. Kita ditunjukkan pada satu arah, kirain arah hotel Sheraton tapi ke arah petugas yang bisa berbahasa Inggris. Sementara petugas yang bisa berbahasa Inggris sedang melayani beberapa orang yang bertanya juga. Huaa alamat lama nih. Akhirnya kita nekat aja nyari-nyari jalan sendiri sambil terburu-buru dan akhirnya sampai juga di tempat janji berkumpul.

Acara makan siang hari ini akan diadakan di Grand Emperor Hotel yang menurut guide sebagian sahamnya milik pemain film Jacky Chan. Hotel ini bergaya Inggris, terlihat dari adanya dua buah kereta kerajaan yang berada di depan hotel dan pintu masuk hotel dijaga oleh dua orang Royal Army. Melihat dua tentara ini jadi inget Mr. Bean dan awalnya ingin punya rencana jahil seperti Mr Bean tapi segera dilupakan melihat sangarnya tampang tentara tersebut. Jadinya cuma selfie aja.

 

Selfie bareng Royal Army
Selfie bareng Royal Army

Ketika memasuki lobby kami dibuat kagum oleh lantainya yang ditanami oleh 88 batang emas. Luar biasa! Jadi dalam satu lantai ditanam 1 kg emas dan dilapisi oleh kaca tebal. Keaslian emas tersebut ditandai dengan adanya sertipikat resmi dari HSBC.

Jejeran emas di lobby Grand Emperor Hotel
Jejeran emas di lobby Grand Emperor Hotel

Selanjutnya kami naik ke lantai 5 untuk menyantap makan siang. Menu yang disajikan cukup beragam. Diawali oleh hidangan teh Inggris yang ternyata pahit, dilanjutkan dengan berbagai macam hidangan mulai dari dimsum dan makanan-makanan ajaib lainnya. Setelah selesai perjalanan kembali dilanjutkan dan tempat yang akan kita kunjungi adalah Hard Rock Hotel Macau.

Makan siang di Grand Emperor Hotel
Makan siang di Grand Emperor Hotel

Di Hard Rock Hotel kami melihat pertunjukan live seperti tari-tarian modern dan permainan modern. Selanjutnya kami memasuki kawasan City of Dreams dan menonton pertunjukan film “Dragon Treasure’s”. Dalam bioskop yang berbentuk setengah bola tersebut kami disuguhi film 4 atau bahkan 5 Dimensi karena seluruh gambar dalam film muncul disekeliling bangunan. Jadi kita menonton sambil berdiri dan melihat naga-naga yang sedang bertempur dengan gurita raksasa. Kadang kami harus berputar untuk melihat pergerakan naga-naga tersebut. Dan ketika naga mengeluarkan api, asapnya keluar dan memenuhi ruangan. Kurang lebih 10 menit film diputar, kami dibuat seperti memasuki dunia avatar, seperti yang diucapkan oleh Alex.

Dragon Treasures
Dragon Treasure

Belum selesai akan kekaguman pertunjukan tadi, kemudian kami diajak untuk menonton pertunjukan “The House of Dancing Water”. Jika dilihat dari pengunjung yang datang sepertinya pertunjukan ini adalah pertunjukan favorit. Ratusan bahkan ribuan orang datang dan mengantri pertunjukan dengan harga tiket masuk sebesar HK $ 700 – 1.000 (kurs Rp 1.800 = 1 HK $). Wah mahal banget yaa.

Tapi ternyata dengan harga sebesar itu jika melihat pertunjukannya memang wajar sih. Pertunjukkan benar-benar spektakuler, canggih dan tentu memakan biaya yang tidak sedikit. Selama 1,5 jam kita dibuat kagum oleh pertunjukan kolosal yang banyak melibatkan berbagai orang dengan skill yang sempurna. Terjun bebas dari ketinggian 30 meter nyebur ke air tentu harus memiliki skill dan nyali yang mumpuni. Menyulap kolam air kemudian tiba-tiba berubah menjadi daratan yang kering tentu diperlukan teknologi yang canggih. Belum lagi permainan cahaya dan air mancur yang menari-nari indah ditimpa dengan dengan sinar laser yang memukai. Inilah pertunjukan paling seru yang pernah saya tonton. Rasanya rugi banget deh jika ke Macau melewatkan pertunjukan ini. Cuplikan pertunjukan bisa dilihat di video berikut : House of the Dancing Water

Setelah selesai pertunjukan kami semua sepakat inilah puncak dari kunjungan kami selama 3 hari Macau. Sambil menuju ke tempat makan malam di Galaxy Hotel Macau kami terus membicarakan keseruan saat menonton pertunjukan tadi. Tidak terasa kami sudah tiba di lobby Hotel Galaxy dan kembali kami disuguhi pertunjukan yang luar biasa. Terdapat sebuah kolam raksasa di tengah lobby kemudian muncul air mancur disekelilingnya. Kemudian air mancur tersebut naik dan menutupi bagian dalam kolam. Dan ketika air mancur turun nampaklah sebuah perhiasan raksasa berbentuk berlian yang indah ditimpa oleh cahaya berwarna-warni. Tidak lama kemudian air mancur kembali naik dan turun kembali dan perhiasan tersebut sudah tidak tampak.

Inilah Permata Raksasa di lobby Hotel Galaxy
Inilah Permata Raksasa di lobby Hotel Galaxy

Selanjutnya kami makan malam di Festiva, sebuah resto di kawasan Galaxy Hotel. Menu yang disajikan adalah kombinasi makanan khas Portugis dan Macau. Rasanya pun beragam dan unik. Rata-rata belum pernah ada yang mencobanya 😀 Tapi ternyata dessert-nya adalah Egg Tart kue khas Portugal yang menjadi makanan favorit kami semua.

Festive Resto yang bergaya retro
Festive Resto yang bergaya retro

Perjalanan hari ke-3 memberikan pengalaman yang begitu berharga dari sisi kehidupan modern Macau. Termasuk beberapa pertunjukan yang menampilkan teknologi paling canggih. Jika dilihat dari perkembangan kawasan saat ini Macau sedang giat membangun beberapa kawasan yang rencananya akan menyuguhkan penampilan yang menakjubkan. Akan menjadi banyak pilihan bagi wisatawan yang datang. Mau bergaya seperti Eropa, Amerika atau Asia sendiri.

Tahun ini genap 15 tahun Macau bergabung menjadi bagian dari daerah otonomi Republik Rakyat Tiongkok setelah lepas dari genggaman Portugis. Macau sepertinya akan menjadi pilihan utama dari wisatawan yang ada di kawasan Asia karena menyuguhkan beragam atraksi terkini dan juga menyimpan sejarah panjang antara kebudayaan barat yang dibawa Portugis dan kebudayaan timur dari Macau sendiri.

Jadi jika ada rencana trip liburan ke kawasan Hong Kong, rencanakan minimal satu hari saja untuk mengunjungi Macau, karena seperti yang kami alami akan mendapatkan pengalaman yang berbeda dan diluar dari perkiraan semula.

-Selesai-