Tim Terios 7 Wonders mengunjungi Wonders ke-6 yaitu Pohon Ulin berusia 1.000 tahun alias satu millennium di Taman Nasional Kutai yang berada di Kabupaten Sangkima, Kalimantan Timur. Namun sebelumnya kami singgah di Desa Pampang terlebih dahulu untuk mengunjungi desa adat Dayak Kenyah yang lokasinya kurang lebih 30 km dari Samarinda.

Menurut Simson Imang yang menjadi salah satu tetua adat mengatakan bahwa yang menghuni desanya adalah mayoritas suku Dayak Kenyah, yang bermigrasi dari Bulungan, perbatasan Indonesia – Malaysia sejak tahun 1960-an. Mengapa mereka pindah? Jawabannya cukup mengagetkan. Mereka tidak ingin bergabung dengan Malaysia, mereka ingin tetap menjadi bagian dari NKRI sehingga mereka harus pindah ke tempat yang menjauhi kawasan perbatasan.

20150918_100326_resized

Simson Imang, salah seorang tetua dayak Kenyah di Desa Pampang dengan pakaian kebesarannya termasuk belahung (anting), udeng (taring) dari macan

Dan pada tahun 1990 secara resmi Desa Pampang dijadikan desa adat oleh pemerintah setempat. Di desa ini terdapat Rumah Lamin yang menjadi pusat kegiatan seperti pesta adat, kegiatan warga dan kegiatan lainnya. Saat kami datang di Rumah Lamin disambut oleh tari-tarian khas suku Dayak seperti tari Lamada Lasan yang membuka acara dengan maksud membersihkan dari hal-hal yang tidak diinginkan. Tarian ini dibawakan oleh Simson Imang secara langsung lengkap dengan pakaian dan senjata kebanggaannya. Tari lainnya adalah tari Kanjat Lasan tarian persahabatan yang dibawakan oleh Reni seorang gadis manis asal Dayak yang didampingi oleh keponakannya yang berusia 5 tahun. Tari-tarian tersebut diiringi Sampe, alat musik khas suku Dayak.

20150918_104020_resized

Tari Lamada Lasan

20150918_104503_resized

Tari Kanjat Lasan

Di Desa Pampang juga disediakan tempat cinderamata khas suku Dayak seperti manik-manik dengan warna khas merah dan kuning. Selain itu banyak juga hiasan gelang yang terbuat dari berbagai kayu khas Kalimantan seperti kayu dari pohon gaharu. Untuk membedakan gelang yang asli dari pohon gaharu atau bukan, cukup cium gelang tersebut, jika asli gelang tersebut beraroma wangi seperti minyak wangi. Gelang gaharu juga memiliki berbagai khasiat, salah satunya adalah aroma therapy untuk mengurangi stress.

20150918_110512_resized

Foto bersama suku dayak kenyah berbagai generasi di depan rumah Lamin sebelum melanjutkan perjalanan

Menjelang siang kami harus segera meninggalkan Desa Pampang untuk  menuju Taman Nasional Kutai di Sangkima. Setelah singgah untuk makan siang, tepat jam 15.00 kita sudah sampai di lokasi wonders ke-6 ini.

Taman Nasional Kutai memiliki luas area sebesar 198.629 hektar. Merupakan salah satu tempat dimana pohon ulin berada. Banyak sekali jenis-jenis kayu ulin dan koleksi pohon lainnya yang terdapat di kawasan ini seperti pohon gaharu yang kayunya sangat terkenal untuk pembuatan minyak wangi, kamper, dll. Berbagai jenis vegetasi seperti hutan mangrove, hutan rawa, hutan ulin, hutan meranti, dan hutan campuran. Selain itu kawasan ini juga menjadi habitat beberapa fauna seperti orangutan, bekantan, owa-owa, banteng, rusa, kijang, kancil dan berbagai jenis burung seperti enggang papan, raja udang, bangau, tonggong serta reptil seperti buaya dan ular.

20150918_161104_resized

Kondisi jalan menuju Pohon Ulin di Taman Nasional Kutai

Untuk mencapai pohon ulin raksasa yang mempunyai tinggi 45 meter dan diameter 2,7 meter itu kita bisa mencapainya dengan menyusuri jalan kayu selebar 1 meter yang terbuat dari kayu ulin sejauh 1 km. Kita juga akan melewati jembatan gantung yang juga terbuat dari kayu ulin. Selain itu tempat wisata yang ada di taman nasional ini antara lain ada rumah pohon, jembatan sling dan sungai yang dikenal sebagai tempat pemandian 7 puteri.

20150918_161054_resized

Jembatan gantung yang terbuat dari kayu ulin di kawasan Taman Nasional Kutai

Pohon ulin memang sangat terkenal di kalimantan. Kayunya sekuat besi, sehingga dapat dijadikan berbagai kebutuhan manusia, mulai dari rumah, jembatan, bahkan jalan juga menggunakan kayu tersebut. Kayu ulin sangat kuat. Bahkan paku biasa tidak bisa menembusnya. Harus menggunakan bor baja, baru bisa ditembus dan dipasak dengan kayu ulin untuk memasangkannya. Kayu ulin juga dikenal sebagai kayu besi.

Mayoritas tanah Kalimantan yang bergambut tidak cocok membuat rumah dengan menggunakan pondasi beton karena tanahnya labil. Untuk itu mayoritas rumah di kawasan Kalimantan menggunakan rumah panggung dan menggunakan kayu ulin sebagai pondasi dan juga bangunan rumahnya. Kayu ulin untuk rumah dapat bertahan hingga 30 tahun.

Kami takjub ketika melihat dengan mata kepala sendiri betapa besarnya pohon ulin tersebut. Inilah pohon terbesar yang pernah saya lihat. Kami mencoba melingkari pohon tersebut dengan mengajak teman-teman untuk membentuk lingkaran.

Kira-kira berapa orang yang dibutuhkan untuk melingkari pohon raksasa yang disinyalir merupakan pohon tertua di dunia itu? 5 orang? 6 orang? 7 orang? Salah! Ternyata diperlukan 8 orang dengan membentangkan tangan dan berpegangan untuk melingkari pohon tersebut. Pohon ulin ini memang luar biasa besar. Tidak salah kami menyebutnya Pohon Ulin Millenium.

pohon2

Dua jam kami habiskan untuk mengeksplorasi kawasan taman nasional ini.  Sebelum gelap kami harus meninggalkan tempat ini untuk beristirahat di kota selanjutnya : Sangatta.