Sejak awal kabut asap memang menjadi isu utama dalam perjalanan Terios 7 Wonders ini. Mulai dari dibatalkannya penerbangan ke Palangkaraya dan dialihkan ke Banjarmasin. Kemudian menjadi saksi betapa bahayanya kabut asap ini ketika memasuki Kota Palangkaraya yang hanya mendapat jarak pandang sekitar 5 meter saja. Begitu juga dengan kota-kota lainnya. Sepanjang hari selama perjalanan kami tidak pernah melihat langit biru Karena terhalang kabut asap.
Terlebih ketika kami mulai menjajagi etape Sanggata – Wahau – Berau. Di kawasan ini kami menghadapi daerah yang benar-benar dilanda bencana kabut asap. Bukan hanya itu, pada beberapa lokasi kami menemukan hutan yang sudah kering akibat kebakaran, menemukan hutan yang masih berasap, bahkan kami menemukan satu lokasi yang masih terdapat apinya.
Sungguh suatu pemandangan yang mengenaskan. Ada titik api di seberang sana namun kami tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa menatap nanar dan mengabadikan melalui foto dan video sebagai bukti. Sementara itu dikawasan sebelahnya berjejer rapi kebun kelapa sawit yang menghijau. Aman dari kepungan api. Jika melihat kondisi ini siapa yang tidak percaya jika hutan ini memang dibakar oleh oknum untuk membersihkan lahan hutan dan dijadikan kebun kelapa sawit.
Tidak ada satu orang pun untuk berusaha memadamkan api tersebut. Karena memang lokasinya jauh di dalam hutan walau dari jalan masih terlihat. Tidak ada akses jalan menuju ke sana dan juga tidak ada sumber air untuk memadamkan api tersebut. Api tersebut akan mati jika kayunya sudah habis menjadi bara dan kemudian menjadi arang. Dan itu memerlukan waktu berhari-hari. Jika hal itu sudah selesai maka hutan akan menjadi kering. Ketika sudah tidak mengeluarkan asap lagi, oknum pembakar tinggal membersihkannya menggunakan escavator dan menjadi lahan baru untuk kebun kelapa sawit.
Sepanjang perjalanan kami tidak sedikit kami menemukan kebun kelapa sawit. Bayangkan selama 1 jam perjalanan di sepanjang kiri-kanan jalan itu kebun kelapa sawit semua. Setiap saat kami berhadapan dengan truk-truk raksasa pengangkut sawit dan minyak kelapa sawit. Kalimantan yang dulu dianggap sebagai “paru-paru dunia” kini hanyalah sebatas slogan. Didalamnya sudah sangat banyak yang bolong-bolong.
Perjalanan cukup berat kami lalui ketika memasuki etape Wahau – Berau. Masih banyak jalan yang rusak, mungkin disebabkan oleh beban berat dari truk-truk raksasa pengangkut sawit. Selain itu juga kami dihadang oleh longsor. Hampir saja kami tidak bisa lewat karena baru saja longsor terjadi dan sedang dikerjakan penimbunan, sehingga setiap kendaraan harus antri satu per satu melewatinya.
Total 10 jam kami habiskan perjalanan dari Sangatta menuju Berau yang berjarak 250 km. Jika dilihat rata-rata kami menempuh perjalanan dengan kecepatan 25 km per jam. Hal ini menunjukkan betapa beratnya medan sehingga kami tempuh dengan kecepatan serendah itu.
Menjelang gelap kami sudah sampai di Berau. Ini adalah etape terakhir untuk 6 Daihatsu Terios yang mengikuti perjalanan ini sejak hari pertama. Satu Daihatsu Terios akan dibawa menuju Pulau Maratua. Demikian pula dengan para “transporter” akan menjadi destinasi terakhir karena besok mereka akan kembali ke Jakarta.
Selama 8 hari mereka menjadi andalan kami selama perjalanan. Mereka berusaha mencapai tujuan sesuai dengan itinerary. Karena jika ada yang terlambat maka akan menghambat acara berikutnya. Ditunjang oleh performa Daihatsu Terios yang baru semuanya dapat teratasi. Kabut asap tebal yang menghadang dapat diatasi dengan lampu kabut sehingga bisa menembus dan melihat kondisi jalan. Begitu pula dengan bau asap yang menyesakkan tidak sampai masuk kabin Terios karena kedapnya system dalam kabin. Goncangan-goncangan dari buruknya kondisi jalan, dapat diatasi oleh nyamannya suspensi Terios. Termasuk system power steering yang nyaman tidak cepat membuat lelah pengemudi. Fitur baru New Terios baik eksterior maupun interior telah terbukti membuat nyaman pengendara termasuk untuk jarak jauh.
New Terios menghadirkan beberapa perubahan yanc cukup signifikan terutama untuk eksterior. Lampu-lampu sudah mengadopsi lampu LED yang kini banyak digunakan oleh kendaraan premium. Beberapa perubahan yang cukup mencolok antara lain : front grille, front bumper guard, headlamp design, daytime running light, body color over fender, alloy wheel, side stone guard, rear spoiler with parking antenna dan roof antenna. Semua perubahan tersebut membuat New Terios semakin Nampak gagah dan sangat cocok untuk bertualang.
Dari sisi keamanan New Terios sudah mengadopsi dual SRS airbag, kunci mobil sudah menggunakan immobilizer dan alarm, windows jam protection untuk mencegah tangan terjepit kaca jendela, side impact beam, seatbelt di seluruh kursi penumpang, dan system rem ABS (Anti Lock Braking System).
Berikut ini adalah fitur terbaru dari Daihatsu Terios baik eksterior maupun interior.