Hari kedua di Kota Malang saya beserta rekan2 akan mengadakan trip keliling Kota Malang alias Malang City Tour. Destinasi pertama adalah oleh-oleh khas Malang seperti keripik apel, nangka, mangga, sampai salak ternyata ada juga lho. Kami dibawa ke Toko Lancar Jaya (seperti nama bis ya :)) ada yang lucu nih, didepannya ditulis “melayani pengiriman ke seluruh dunia”. Wah mantap nih pelayanannya.
Setelah selesai beli ini itu dan bertambahlah barang bawaan sebanyak 1 dus mie instant. Hadeuh semoga nggak over bagasi. Perjalanan dilanjutkan ke destinasi kedua yaitu Klenteng “Eng An Kiong” yang dibangun pada tahun 1825. Wow sudah lebih dari 1 abad ya, tapi kondisi bangunan masih terawat dan berdiri dengan megah. Kebetulan hari itu sedang diadakan upacara, jadi kita tidak boleh memasuki area sembahyang. Kalau sedang tidak upacara sebenarnya juga tidak boleh sih memasuki area itu 😀 Namun kita bisa memasuki area yang ada disampingnya dan memotret bagian2 dari sebelah sana.
Setelah puas foto-foto perjalanan kembali dilanjutkan dan kali ini kita mengunjungi toko “OEN” yang sudah dibangun sejak jaman Belanda tahun 1930.  Memasuki toko ini seperti terlempar ke masa lalu, dekorasinya masih menggunakan barang-barang jadul, termasuk properti seperti meja dan kursi dan juga pegawainya yang masih menggunakan pakaian seperti jaman dulu. Dan menunya pun ada yang masih dipertahankan seperti es krim khas Belanda dan makanan khas lainnya. Kita eh saya sudah siap2 duduk aja dan memesan makanan tapi ternyata skedul makan bukan disini, ah terlanjur malu jadi pura-pura meluruskan badan saja 😀
Nah destinasi berikut baru ke tempat makan karena waktu sudah menunjukkan angka jam 12.00. Adapun tempat makan yang dituju adalah restoran “INGGIL”. Saya cukup kaget ternyata didalam restoran  ini terdapat musium yang menampilkan barang-barang jaman dulu, peninggalan sejarah dan suvenir-suvenir cantik. Wah rasanya jika ke Malang tidak mampir ke tempat ini pasti akan rugi. Selain makanannya enak, juga menampilkan beberapa sejarah perjuangan bangsa seperti kliping koran, foto-foto jaman dahulu, wajah asli Bung Tomo dan Pak Dirman juga ada disini.
Saya sangat terkesan sekali dengan restoran ini, bagaimana mungkin sebuah tempat makan yang dimiliki oleh swasta memiliki peninggalan-peninggalan sejarah yang sangat penting. Pemiliknya pasti seorang kolektor dan pecinta seni yang menyukai sejarah. Salut dengan pemiliknya.
Tanpa terasa waktu sudah menunjukkan pukul 13.00 sementara masih belum puas mengelilingi “musium” ini. Namun karena jadwal penerbangan 1, 5 jam lagi terpaksa meninggalkan tempat ini menuju Bandara Abdurrahman Saleh, Malang. Suatu saat, jika kembali ke Malang pasti akan kembali ke tempat ini.