Hari kedua di Pulau Maratua diawali dengan kunjungan ke Sekolah Dasar Maratua 03 untuk memberikan bantuan berupa buku-buku dan bedah perpustakaan. Kegiatan ini merupakan salah satu program CSR (Corporate Social Responsibility) yaitu Pintar Bersama Daihatsu. Selain di SD Maratua 03, Daihatsu juga memberikan untuk sekolah lainnya yang berada di Pulau Maratua.

20150921_093306_resized

Ibu Amelia Chandra, Direktur Marketing Daihatsu secara simbolis memberikan bantuan buku

20150921_093557_resized

Selanjutnya tim Terios 7 Wonders menuju Pulau Sangalaki untuk mengunjungi konservasi Penyu. Pulau Sangalaki juga berfungsi sebagai taman wisata alam yang dikelola oleh Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Timur. Luas dari Pulau Sangalaki ini sekitar 280 Hektar yang merupakan kawasan konservasi yang dilindungi.

Beberapa spesies yang dapat ditemui di pulau ini tercatat adalah burung pergam biru, pandan laut, penyu hijau, penyu sisik, kacang laut, kadal ekor biru, nitak, babakoan, burung punai gading, tapak kuda, biawak air, ketam kenari, serunai laut dan pandan laut.

20150921_114617_resized

Pulau Sangalaki merupakan area peteluran penyu di wilayah Kepulauan Derawan. Terdapat 2 (dua) jenis penyu yang dilestarikan yaitu Penyu Hijau dan Penyu Sisik. Di dunia ada 7 (tujuh) jenis penyu yaitu Penyu Sisik, Penyu Belimbing, Penyu Hijau, Penyu Lekang, Penyu Pipih, Penyu Tempayan dan Penyu  Kempil. Dari semua itu ada 6 (enam) jenis yang ditemukan di Indonesia, kecuali Penyu Kempil. Dan dari 6 (enam) yang ada di Indonesia, ada 2 (dua) ditemukan di Kepulauan Derawan yaitu Penyu Hijau dan Penyu Sisik.

Upaya Daihatsu untuk ikut menyelamatkan penyu ditandai dengan melakukan dukungan nyata berupa pembuatan kolam untuk pengembangbiakan tukik dan juga billboard untuk edukasi masyarakat tentang penyu. Karena tidak banyak masyarakat yang tahu tentang siklus penyu tersebut.

Siklus hidup penyu terdiri dari penyu jantan dan dewasa yang berusia reproduksi sekitar 2o-50 tahun. Kemudian setelah musim kawin mereka bertelur. Penyu betina kemudian bermigrasi ke daratan dan dia akan meneteskan telurnya di pantai. Salahsatu tempatnya adalah Pulau Sangalaki. Setelah bertelur mereka akan reproduksi lagi sekitar 2-8 tahun. Cukup lama kan? Setelah 7-12 minggu telur akan menetas dan menjadi anak penyu atau tukik. Selanjutnya tukik akan ke laut dengan sendirinya. Dia harus bertahan hidup dan menjadi penyu dewasa.

20150921_114637_resized

Fase yang cukup kritis adalah ketika penyu bertelur. Banyak orang yang berburu telur penyu kemudian menjualnya. Selain itu ada juga perdagangan daging penyu. Untuk itu jika ingin ikut melestarikan keberadaan penyu sebaiknya yang kita lakukan adalah tidak mengkonsumsi daging dan membeli telur penyu yang ditawarkan. Selain itu kita juga harus menjaga kebersihan pantai dari sampai terutama plastik karena kadang penyu juga memakan plastik dan menyebabkan kematian.

Selanjutnya setelah melakukan kunjungan ke konservasi penyu perjalanan kembali dilanjutkan menuju Pulau Kakaban. Di pulau ini terdapat danau unik yang isinya terdiri dari ubur-ubur yang tidak menyengat. Selama berenang di sana kita bisa bercengrama dan bermain-main dengan ubur-ubur yang bentuk dan ketika dipegang seperti agar-agar. Mengapa ubur-ubur tersebut tidak menyengat?

20150921_155821_resized

 

Pulau Kakaban yang mempunyai luas kurang lebih 5 km persegi berasal dari atol yang terangkat dalam proses jutaan tahun, jika dilihat dari atas akan terlihat seperti kolam kecil diantara lautan luas yang mengelilinginya. Danau Kakaban seluas kurang lebih 390 hektar yang mengandung air asin merupakan air laut yang tertampung akibat atoll yang terangkat. Spons dan anemone terperangkap dalam danau dan berevolusi setelah ribuan bahkan jutaan tahun. Ubur-ubur juga telah berevolusi menjadi tanpa sengat dan menjadi daya Tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang. Ada empat spesies ubur-ubur tanpa sengat yang berada di Danau Kakaban yaitu Mastigias papua, Aurelia aurita, Cassiopeia ornate dan Tripedalia cystophore.

20150921_143131_resized

Bermain-main dengan Ubur-ubur tanpa sengat