Jakarta, 5 Juni 2013 – Dari luar, kehidupan sebagai seorang freelancer terlihat sangat menarik – dengan ide menjadi bos bagi diri Anda sendiri, memiliki lebih banyak kebebasan untuk bekerja dari rumah, serta menemukan berbagai hal baru setiap hari.
Namun, menjadi freelancer dapat juga membawa berbagai ketidakpastian. Di setiap saat, seorang freelancer mungkin menghadapi kesulitan dengan klien, masalah dengan beban kerja dan manajemen waktu, serta bahkan kurangnya dukungan training keahlian jangka panjang serta network untuk karir mereka sebagaimana juga benefit penting lainnya (misalnya asuransi kesehatan, benefit pinjaman/kredit, dll)
Ketika kita berbicara mengenai freelancer di Indonesia, kita tidak dapat mengabaikan fakta bahwa ada 16 juta pekerja outsource Indonesia, atau sekitar 40% dari jumlah total 41 juta pekerja di Negara ini – di mana salah satu artikel di Jakarta Globe menekankan bahwa “jumlah ini menciptakan sebuah efek luar biasa yang mendorong tingkat konsumsi dan produksi” di Indonesia. Sebuah survey informal mengenai Freelancer yang dilakukan di 2013 juga mencatat bahwa ada 61% orang Indonesia yang mengakui bahwa mereka pernah berpengalaman melakukan pekerjaan freelance (sebuah bentuk dari pekerjaan outsource) – apakah melalui online atau offline. Dengan kata lain, freelancer dapat menjadi pemain serta kontributor penting bagi perekonomian Indonesia yang dapat mendorong masa depan Indonesia. Mendukung para profesional berbakat ini akan dan dapat mentransformasi masa depan perekonomian Indonesia.
Menyadari kebutuhan untuk membentuk sebuah organisasi yang akan meneruskan tujuan serta aspirasi para freelancer di Indonesia, sekelompok profesional freelance memutuskan untuk meluncurkan Indonesia Freelancers Association (IFA) – sebuah organisasi non-profit didekasikan untuk memperbaiki kualitas kehidupan bagi para freelancer Indonesia. Dengan bantuan Freelancer.co.id, website regional dari Freelancer.com, sebuah marketplace pekerjaan online global nomor satu, para pengurus IFA mengadakan acara peluncuran pada 5 Juni 2013 di Rolling Stone Café, Jakarta, Indonesia.
“IFA bervisi untuk mempromosikan freelancing sebagai solusi pragmatis bagi masalah ketenagakerjaan Indonesia, dan untuk meneruskan tujuan serta aspirasi para freelancer di Indonesia, sebagaimana juga untuk meningkatkan entrepreneurship di Negara ini serta membantu perekonomian Indonesia,” kata Daniel G. Pratidya, Presiden IFA. “Kami percaya bahwa dengan bantuan dan dukungan dari berbagai organisasi entrepreurship serta pihak lain yang selalu perduli dengan bagaimana memperbaiki kehidupan para freelancer seperti freelancer.co.id, kita semua dapat mencapai tujuan yang sama bersama-sama,” tambah Daniel.
Acara launching dimulai dengan upacara seremoni peluncuran oleh Daniel dan dilanjutkan dengan presentasinya atas Rencana IFA 2 tahunan. Perwakilan dari berbagai organisasi entrepreneurship seperti Danto Adityo, Presiden Tangan Di Atas (TDA) Jogja; Nuniek Tirta Sari, salah satu pendiri Startuplokal; Roby Syahbana, Co-Founder dari Myoyeah; serta Helma Kusuma, Indonesia Country Manager dari Freelancer.com juga turut hadir dalam acara tersebut.
Indonesia Freelancers Association (IFA) adalah sebuah organisasi non-profit didedikasikan untuk memperbaiki kualitas kehidupan para freelancer Indonesia. Misi IFA adalah untuk mengedukasi orang Indonesia mengenai freelancing sebagai alternatif fisibel dan berkelanjutan terhadap kesuksesan finansial; untuk mengasah keahlian yang dibutuhkan oleh para freelancer dari berbagai industri melalui kesempatan networking dan training dengan para ahli; untuk menjadi sebuah forum bagi pertukaran informasi dan komunikasi di antara para pemegang kepentingan dari berbagai sektor; sebagaimana juga untuk melobby institusi penting dan lembaga pengambil keputusan bagi alasan meneruskan masalah dan aspirasi para freelancer Indonesia. Jika Anda tertarik untuk menjadi anggota, mohon download member application form di .