Ada masanya dimana seorang anak tiba-tiba mogok makan. Keadaan tersebut seringkali membuat seorang ibu bingung dan khawatir. Terutama pada anak usia 1-3 tahun dimana pada saat itu anak sedang aktif bermain sehingga membutuhkan asupan gizi yang baik untuk tumbuh kembangnya. Pada masa pandemi ini ruang gerak anak sangat dibatasi dengan berkegiatan di rumah saja. Keadaan ini sangat mempengaruhi keseimbangan emosi anak sehingga dapat memunculkan perilaku yang tidak biasa termasuk selera makan yang berkurang karena stress.
Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia mengadakan webinar Bicara Gizi dengan tema: Biasakan Anak Terapkan Gizi Seimbang Selama Dirumah Aja. Orangtua dalam hal ini ibu akan dituntut untuk kreatif dalam menyiapkan makanan keluarga terutama anak agar gizi hariannya terpenuhi. Dalam kesempatan ini dihadirkan pembicara dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinis, Putu Andani, M.Psi, Psikolog Anak dari Tiga Generasi, dan Soraya Larasati seorang ibu dengan gaya hidup sehat.
“Selama masa berkegiatan di rumah, orang tua memiliki peran penuh dalam mengawasi tumbuh kembang anak yang optimal. Berkaitan dengan hal tersebut, Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia memperkuat edukasi untuk orang tua mengenai cara membiasakan anak untuk menerapkan gizi seimbang selama di rumah saja, mulai dari memberikan makanan bervariasi dan pengalaman menyenangkan saat makan, serta menjaga kondisi psikis anak dan juga orang tua agar tumbuh kembang anak tetap terjaga,” ujar Arif Mujahidin, Corporate Communication Director Danone Indonesia, saat membuka webinar Bicara Gizi.
Selanjutnya dalam rangka pemenuhan gizi seimbang anak, dr. Juwalita Surapsari, M.Gizi, Sp.GK, Dokter Spesialis Gizi Klinis, menjelaskan bahwa gizi seimbang dapat dicapai apabila makanan yang dikonsumsi dalam jumlah cukup, berkualitas baik, dan beragam jenisnya untuk memenuhi berbagai nutrisi yang diperlukan oleh tubuh. “Agar anak mendapatkan gizi seimbang, kebutuhan akan nutrisi makro (karbohidrat, protein, lemak) dan mikro (vitamin dan mineral) harus dipenuhi. Namun, membuat anak mau mengonsumsi makanan yang sesuai dengan kebutuhan nutrisinya juga bukan perkara mudah. Saat di rumah saja, anak cenderung cepat bosan dan memilih makanan yang mereka sukai saja. Hal ini bisa berdampak pada kurangnya asupan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh kembang optimal.”
“Selain porsi, variasi dan jadwal makan juga perlu diperhatikan untuk mengoptimalkan manfaat nutrisi yang dikonsumsi sesuai kebutuhan anak. Sebagai contoh, olahan protein nabati dari kacang-kacangan seperti olahan soya bisa dijadikan alternatif variasi dalam menu gizi seimbang. Terutama nutrisi untuk anak berbasis soya yang difortifikasi, dapat menjadi pilihan ibu karena dapat dikonsumsi oleh siapa saja, tidak hanya terbatas pada anak dengan kondisi medis tertentu,” ujar dr. Juwalita.
Mensiasati kesulitan makan pada anak bisa dipenuhi dengan pemberian makanan selingan yang menunjang asupan makanan pokok agar pemenuhan gizi harian anak tercapai. Olahan protein nabati seperti es mambo kacang hijau lebih dapat menarik selera dan cocok untuk anak yang mengalami intoleransi laktosa. Ibu dapat berkreasi dengan olahan bahan pangan memanfaatkan berbagai sumber yang tersedia guna mengisi kegiatan di rumah saja.
Faktor stress pada anak juga mengakibatkan menurunnya selera makan. Ada istilah GTM atau Gerakan Tutup Mulut yang dilakukan anak untuk menolak sama sekali makanan yang disiapkan untuknya. Pembatasan ruang gerak pada saat pandemic, hampir tidak pernah bertemu dengan teman atau sanak saudara dan meniadakan kegiatan rekreasi keluar menyebabkan anak dilanda kebosanan. Hal ini dapat menjadi factor pemicu akhirnya anak tidak mau makan.
“Tanpa disadari, kondisi psikis orang tua dan anak saling berkaitan. Stres berkepanjangan yang tidak diolah dengan baik dapat memengaruhi perilaku makan anak di rumah. Padahal asupan nutrisi adalah sumber pertahanan imun untuk saat ini. Untuk itu, orang tua perlu memantau mood anak dengan baik di samping mengelola stresnya sendiri. Salah satu cara mengatasi rasa bosan anak adalah dengan mencoba keterampilan atau pengalaman baru dengan interaksi yang menyenangkan bersama anggota keluarga. Melibatkan anak dalam menyiapkan menu gizi seimbang sesuai dengan usia dan kemampuan anak bisa menjadi alternatif kegiatan menyenangkan yang juga edukatif,” papar Putu Andani, M.Psi, Psikolog Anak dari Tiga Generasi.
Kesehatan mental ibu/ayah sangat penting untuk menghadirkan kebahagiaan di rumah dengan memberi waktu untuk diri sendiri (self care) untuk me-recharge mental dan meminta bantuan support system (orang2 sekeliling yang dapat membantu). Ketenangan psikis orangtua akan juga berpengaruh dalam mengatasi stress pada anak.
Berbagi pengalaman mengenai membiasakan gizi seimbang selama beraktivitas di rumah, Soraya Larasati yang juga seorang ibu yang menerapkan hidup sehat menuturkan bahwa situasi saat ini membuatnya khawatir si Kecil akan bosan dengan menu makanan sehat di rumah. “Saya belajar untuk kreatif dalam menyajikan makanan maupun menyiapkan berbagai kegiatan agar anak tidak bosan di rumah saja. Selain saya ajak anak terlibat dalam menyiapkan makanan, saya juga mengenalkan anak dengan sumber nutrisi yang belum pernah ia coba. Saya sering membuatkan menu makanan nabati. Ragam makanan nabati yang sangat bervariasi dari jenis kacang-kacangan dan sayuran baik untuk dikenalkan pada anak-anak. Biasanya, saya lengkapi dengan nutrisi untuk anak berbasis soya yang difortifikasi dengan serat, vitamin, dan mineral lainnya karena nutrisinya sudah disesuaikan dengan kebutuhan anak. Saya percaya bahwa pangan nabati sama pentingnya dengan pangan hewani.” cerita Soraya.
“Melalui kegiatan Bicara Gizi yang diselenggarakan secara virtual ini, kami berharap dapat mengedukasi para orang tua tentang pemenuhan gizi seimbang pada anak dengan mengatur pola makan, pemberian nutrisi yang cukup, dan olahraga yang rutin,” tutup Arif Mujahidin.