Suasana langsung terlihat segar ketika kami tiba di Kelurahan Randakari Kecamatan Ciwandan Cilegon Banten. Padahal di sekitar wilayah ini sudah dikelilingi oleh pabrik dan kawasan ini juga dikenal sebagai daerah panas. Hal ini disebabkan saat memasuki Jalan Randakali kita sudah disuguhi aneka tanaman hijau yang ditanamin dan dirawat oleh setiap warga. Setiap RT diwajibkan menanam satu jenis tanaman. Untuk warga RT 1 wajib menanam seledri yang ditanam pada polybag atau kemasan bekas minyak goreng. Selain itu mereka juga memanfaatkan lahan tidur milik pabrik yang ada di sekitar permukiman warga. Selanjutnya warga RT 2 wajib menanam sawi, warga RT 3 wajib menanam kangkong, dan sebagainya.  Ini sepertinya sampai ujung desa udah bisa bikin sop ya.

Selain menanam, mereka juga memproduksi penganan yang terbuat dari bahan-bahan tanaman tersebut. Warga Randakari membentuk Kelompok Wanita Tani (KWT) untuk bersama-sama memproduksi aneka jenis penganan yang hasilnya dapat dijual kepada koperasi yang juga mereka bentuk. Ibu Hayati salah satu pengurus KWT ini mengatakan, “Alhamdulillah dengan adanya program ini, kita menjadi produktif walau sudah berusia tua.”

“Ibu-ibunya juga jadi lebih giat untuk menanam karena mereka sudah tau hasilnya dan dapat membantu program lingkungan hijau.” Lanjutnya sambil membalik-balikkan kerupuk yang sedang dijemur.

Selain itu ibu-ibu ini juga mempunyai Lumbung Ilmu, sebuah rumah pemberdayaan yang didalamnya ada sekolah untuk anak-anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), taman bacaan masyarakat yang menyediakan aneka buku mulai dari buku anak-anak hingga buku umum dan Kriya Kreatif yang memberdayakan ibu-ibu untuk membuat kerajinan dari barang daur ulang.

Tidak heran, apa yang mereka lakukan mendapat apresiasi dari pemerintah. Baru-baru ini Randakari mendapat penghargaan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sebagai Kampung Iklim Utama/Nasional yang bekerja keras menghijaukan kampung di wilayah industri.

Kelurahan Randakari juga menjadi mitra PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (“Indocement”) produsen Semen Tiga Roda dan Semen Rajawali dalam menyalurkan program Corporate Social Responsibility/CSR. Apa yang dilakukan oleh Indocement ini cukup unik, karena pada umumnya perusahaan hanya melakukan kegiatan CSR di sekitar daerah operasional utamanya, untuk Indocement daerah yang berada disekitar sarana operasional pembantunya yaitu terminal batubara dan semen Cigading juga termasuk ke daerah prioritas kegiatan CSR selain itu, program dan komitmen untuk menjaga warga Kelurahan Randakari sesuai dengan semangat Indocement dalam menjaga lingkungan.

Selain mengunjungi Kelurahan Randakari, kami juga berkunjung ke Sanggar Wuni Kreasi di Kelurahan Tegalbatu Cilegon. Tempat ini juga merupakan binaan CSR Indocement yang memiliki program edukasi, kesenian, kerajinan kayu dan bank sampah. Nur Cholis yang merupakan penggagas sanggar ini mengatakan bahwa apa yang dilakukan bersama teman-temannya adalah untuk memberdayakan segala potensi yang ada di Kelurahan Tegalbatu, Kota Cilegon. Salah satu yang cukup unik adalah menyulap beberapa barang bekas menjadi produk yang cantik seperti drum bekas yang didaur ulang menjadi kursi. Atau kayu-kayu bekas menjadi talenan, dsb. Tidak perlu modal banyak yang dikeluarkan, cukup ide dan keinginan yang kuat maka akan tercipta hasil yang memuaskan.

Semoga apa yang dilakukan oleh warga Kelurahan Randakari dan Sanggar Wuni Kreasi dapat ditiru oleh warga lainnya dalam memberdayakan masyarakat sekaligus ikut menghijaukan lingkungan dengan mamanfaatkan lahan yang terbatas. Berikut ini keseruan saat kami para blogger berkunjung ke wilayah tersebut dapat dilihat di video youtube berikut ini