Tahun berapa Pangeran Diponegoro perang melawan penjajah? Jika kalian menyimak pelajaran sejarah saat SD pasti dengan cepat menjawab 1825 – 1830. Terus apalagi yang kamu ketahui tentang Pangeran yang fotonya sering kita lihat pada uang Rp.5.000-an?  Jika ingin mengenal lebih jauh tentang sosok Pahlawan Nasional Indonesia yang tersohor ini kita dapat mengunjungi Museum Pangeran Diponegoro di Yogyakarta. Kok di Jogja? Bukannya di Semarang? Kalau di Semarang itu mah Universitas Diponegoro alias Undip.

Adapun lokasi museum ini tepatnya berada di Jalan HOS Cokroaminoto TR-III/430, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta. Untuk masuk ke Museum Pangeran Diponegoro, kamu akan dikenakan biaya masuk seikhlasnya. Jadi, bagi kamu yang berada jauh dengan Yogyakarta, buru-buru deh cari tiket pesawat tujuan Yogyakarta sekarang juga.

Museum Pangeran Diponegoro adalah bekas kediaman asli dari Pangeran Diponegoro dan keluarganya. Liburan ke Museum Pangeran Diponegoro akan membawamu melintasi waktu, untuk belajar sekaligus merenungi perjuangan dari Pangeran Diponegoro saat melawan penjajah.

Museum ini dibangun atas inisiatif dari Mayjen TNI Surono. Setelah Mayjen TNI Surono purna tugas, pembangunan museum ini berlanjut dan dipimpin oleh Mayjen TNI Widodo. Panitia persiapan perencanaan pelaksanaan pembangunan monumen ini dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Pangdam VII Diponegoro No. 99/7/1968, tanggal 2 Juli 1968. Oleh ahli waris Pangeran Diponegoro, bekas kediaman Pangeran Diponegoro diserahkan untuk dijadikan museum.

Nuansa penuh nostalgia akan kamu temukan saat wisata ke Museum Pangeran Diponegoro. Salah satu hal yang paling menarik untuk kamu lihat saat wisata di Museum Pangeran Diponegoro, adalah bagian tembok yang jebol dan dijadikan monumen.

Tembok yang jebol ini ternyata menyimpan cerita yang cukup kelam dan mengusik batin. Dahulu, rumah Pangeran Diponegoro yang juga merupakan lokasi dari museum ini, dikepung oleh tentara Belanda. Pangeran Diponegoro yang tersudut dan tak bisa keluar rumah, terpaksa menjebol dinding untuk menyelamatkan diri. Alhasil, dinding yang jebol tersebut masih bisa kamu lihat hingga hari ini di Museum Pangeran Diponegoro.

 

Selain dinding jebol yang bersejarah, kamu juga bisa melihat benda-benda peninggalan Pangeran Diponegoro. Jumlah total koleksi barang peninggalan di Museum Pangeran Diponegoro ada 100 buah. Ada tempat wudhu yang disebut padasan, yakni sebuah tempayan air yang dahulu selalu digunakan Pangeran Diponegoro untuk bersuci sebelum beribadah. Beberapa barang peninggalan tersebut ada yang berupa senjata, contohnya adalah panah, keris, pedang, patrem, hingga candrasa.

Di samping itu, ada pula dua senjata yang dipercaya sangat keramat tersimpan di Museum Pangeran Diponegoro ini. Dua senjata keramat ini adalah sebuah keris dengan 21 lekukan yang disebut keris Kyai Omyang. Keris ini adalah buatan seorang empu ahli senjata yang hidup di zaman Kerajaan Majapahit. Senjata keramat yang kedua adalah pedang dari Kerajaan Demak. Dua senjata ini dipercaya mampu menolak bala.

Ada pula barang peninggalan yang disebut sebagai komboran. Komboran ini adalah tempat minum dari kuda peliharaan Pangeran Diponegoro. Kalau kamu ingin melihat kereta kuda, di museum ini juga tersimpan kereta kuda yang pernah digunakan oleh Pangeran Diponegoro. Kereta kuda ini adalah kereta buatan Belanda.

Jalan-jalan ke Museum Pangeran Diponegoro akan membuatmu lebih banyak speechless dan mengagumi perjuangan pahlawan di masa lalu. Kamu akan terkesan pada cara hidup Pangeran Diponegoro yang sederhana dan sangat bersahaja. Meskipun berdarah ningrat, Pangeran Diponegoro memutuskan untuk hidup berbaur dan berjuang bersama rakyat. Banyak pelajaran tentang kebaikan yang bisa kamu dapatkan dengan berlibur ke Museum Pangeran Diponegoro.Semoga perjalananmu menyenangkan!

Sumber foto : http://yogyakarta.panduanwisata.id