Nggak sia-sia perjalanan naik kereta Argo Parahyangan dari Jakarta ke Bandung yang menghabiskan waktu 4 jam lebih, satu piring nasi goreng, plus makan siang yang bergizi di Sindang Reret, ketika kita para blogger yang diajak oleh PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk untuk mengunjungi salah satu desa binaannya yaitu Kampung Inspirasi RW 17 yang berada di Desa Jati Endah Kecamatan Cilengkrang Kabupaten Bandung.
Untuk menuju desa ini pun agak sulit karena letaknya lumayan terpencil di wilayah Ujungberung. Aplikasi maps pun tidak berguna dan akhirnya kita menggunakan komunikasi paling tradisional yaitu bertanya. Setelah interogasi kepada orang yang lagi beli air galonan (dan dia menjawab sambil gendong galonnya yang ada isinya) dan tukang ojek pangkalan, akhirnya kita ditunjukkan pada sebuah desa yang setelah kita explore didalamnya memang penuh inspirasi.
Rombongan disambut oleh ibu-ibu yang tergabung dalam KWT (Kelompok Wanita Tani) yang tugasnya membuat kerajinan tangan dari sampah daur ulang. Ada tas yang terlihat mewah padahal terbuat dari bungkus kopi sachet yang pembuatannya dengan cara dibalik. Jadi bagian dalamnya yang berwarna chrome ada di luar dan jadi terlihat eksklusif. Ada juga aneka cemilan ringan seperti Basreng, Lumpia kriuk dengan harga terjangkau mulai dari Rp 5.000.- yang dikemas dengan cantik. Ibu-ibu blogger pun langsung borong buat oleh-oleh. Ada juga dijual obat sejuta penyakit seperti kolesterol, sakit kepala, dll yang diberi nama “Waringkas Jati 17” yang terbuat dari kumis kucing (tanaman ya), dan tanaman lainnya yang mereka tanam sendiri di desa Jati Endah.

Disambut ibu-ibu KWT (Kelompok Wanita Tani) dengan segala aktifitas positifnya
Selanjutnya dengan dipandu oleh Ibu Nining yang menjadi “local hero” program ini kami mulai keliling kampung. Destinasi pertama yang kita kunjungi adalah Posyandu “Nusa Indah 17” yang sudah banyak meraih penghargaan, baik tingkat lokal maupun nasional. Diperlihatkan berbagai macam penghargaan yang kalau dipajang bakal memenuhi semua dinding posyandu. Penghargaan ini diraih berkat kiprahnya ikut mensukseskan program pemerintah bidang kesehatan terutama kepedulian terhadap balita. Selain itu juga ibu hamil yang ada di data dan diperiksa secara rutin untuk menjaga kesehatan ibu dan bayi janinnya. Secara kontinyu diadakan jadwal pemeriksaan dan satu keunikan datanya adalah setiap anak yang hadir ditandai dengan menulis nama dalam kertas warna warni berbentuk daun yang disimpan dalam sebuah vas bunga. Sedangkan untuk satu ibu hamil ditandai dengan menyimpan satu batang lidi. Nah kalau musim hujan, lidinya bakal banyak, kata Ibu Nining menjelaskan sambil bercanda.

Mendapat penjelasan dari kader Posyandu Nusa Indah 17
Selanjutnya kami berkunjung ke Kober Annur dan TBM. Kober adalah Kelompok Bermain anak-anak usia dibawah 5 tahun. Jadi semacam pra TK. Di tempat ini anak-anak bisa bermain, menggambar dan berinteraksi dengan anak-anak lainnya. Ada juga TBM yaitu Taman Bacaan Masyarakat berupa perpustakaan mini hasil swadaya masyakarat. Kedua tempat ini menempati rumah kosong yang dipinjamkan oleh pemiliknya.

Taman Bacaan Anak Anak yang dibuat secara swadaya. Ada yang mau nyumbang buku?
Tempat terakhir yang kami kunjungi adalah Tempat Pengolahan Sampah “UPK (Unit Pengelolaan Kebersihan) Mandiri III Berhemat Sabilulungan” yang setelah kami kunjungi ternyata tidak ada sampahnya. Ternyata sampah yang ada sudah dipilah antara sampah organik dan non organik. Sampah organik dijadikan kompos, sampah non organik dipilah lagi untuk didaur ulang dan menjadi produk seperti yang diperlihatkan saat kami datang tadi. Jadi sisa-sisanya hanya tinggal 30% sampah saja.
Dalam kesempatan ini juga diresmikan jalan unik beraneka warna menuju tempat pengolahan sampah tersebut. Sebuah kehormatan ibu blogger ikut menggunting pita dan meresmikannya. Ternyata di bagian dalam UPK ada sebuah kelas yang fungsinya menjelaskan kepada tamu atau warga tentang pengelolaan sampah. Dalam kesempatan ini juga Ibu Nining menjelaskan secara panjang lebar tentang awal terbentuknya Desa Inspirasi dengan presentasi yang lengkap. Awalnya desa tumbuh apa adanya seperti desa lain pada umumnya. Tidak ada tempat sampah khusus dan orang membuang sampah sembarangan, desa menjadi kotor dan tidak terawat, bahkan menimbulkan banjir. Tahun 2010 Ketua RW waktu itu H. Wawan Gusnawan dan isterinya Ibu Nining bertekad untuk mengatasi permasalah tersebut dan mulai bergerak. Bagi warga yang ikut membantu akan diberikan kemudahan pengurusan administrasi seperti pengurusan KTP dan KK dan sebaliknya, bagi yang tidak berpartisipasi akan dipersulit. Pendekatan keagamaan juga diterapkan karena menurut hadis, kebersihan adalah sebagian dari pada iman. Strategi ini ampuh. Upaya-upaya ini mampu mengajak masyarakat untuk mengikuti beragam kegiataan pelestarian lingkungan hidup. Banyak orang ikut mendukung, bahkan sekampung. Dan inilah program unggulan yang sudah dijalankan sampai saat ini yaitu pengelolaan sampah mandiri, gerakan wanita tani, serta urban farming. Selain itu juga terdapat sekolah sampah, sebuah sekolah yang menginspirasi masyarakat umum dalam menangani sampah rumah tangga secara kreatif. Ternyata kelas yang kami duduki saat mendapat penjelasan dari ibu Nining adalah sebuah sekolah sampah yang ternyata merupakan SEKOLAH PENGELOLAAN SAMPAH PERTAMA DI INDONESIA. Sekolah ini terbuka bagi siapa saja yang berminat untuk belajar mengelola sampah. Di Sekolah ini, peserta mendapatkan informasi mengenai cara mengolah sampah organic dan non-organik, daur ulang, sistem kompos, pengolahan biogester, kerajinan dari limbah. Saat pembangunan sekolah sampah ini Indocement membantu perihal pendirian infrastrukturnya.
Selain pengelolaan sampah, Ibu Nining Nurhayati “lady first” RW saat itu menggerakkan program urban farming berupa penanaman tanaman hias, sayur dan buah-buahan di pekarangan rumah, tepi jalan dan lahan tak terpakai. Kegiataan dilakukan dari hulu ke hilir, yaitu pembibitan, penanaman, perawatan, panen dan pengolahan hasil panen. Program pengolahan hasil panen dikelola di dalam program “Arisan Berhemat” pada 2010.
Beberapa program lainnya juga dijalankan dan mulai menampakkan hasilnya yaitu : “Arisan Berhemat” (2010) mengajak masyarakat untuk mengolah hasil pertanian menjadi beragam makanan camilan. Program lainnya, mengubah hasil ternak ayam dan lele menjadi abon, keripik, kerupuk dan kue serta program daur ulang sampah menjadi produk bernilai jual. Tahun 2011 bertransformasi menjadi KWT Jati 17 dan kemudian berubah menjadi kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS) Sajati 17 yang diintegrasikan dengan program Keluarga Bencana dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi ekonomi keluarga. UPPKS Sajati 17 dibina oleh Dinas Unit Pelaksanaan Teknis Pengembangan Pendidikan Karakter Bangsa (UPT PPKB) Kec. Cilengkrang. Lewat UPPKS Sajati 17 memudahkan masyarakat untuk bekerja sama dengan beragam dinas ditingkat lokal maupun provinsi dalam melaksakan beragam program.

Ibu Nining menjelaskan panjang lebar tentang asal mula kampung inspirasi dan program=programnya di Sekolah Sampah
Apa yang sudah dirintis oleh dua sejoli local hero dari Cilengkrang Pak Wawan dan Ibu Nining ini kini mulai menampakkan hasil. Kini di desa tersebut sudah ada program PAKET WISATA KAMPUNG INSPIRASI. Bagi para pengunjung yang ingin mempelajari pengelolaan sampah. Desa ini juga kerap dikunjungi oleh mereka yang berminat mengelola program seperti ini. Bukan hanya local, tapi sudah level internasional. Desa Cilengkrang pernah dikunjungi oleh delegasi peserta “Training Course on Innovative Holticulture and Agro-business” – ASEAN yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) bekerja sama dengan Kementerian Pertanian (Kementan) dalam rangka bagian dari perwujudan AFTA (Asean Free Trade Area) di 2014 dan Kunjungan delegasi ASEAN di 2015.
Indocementpun memberikan bantuan dalam pembinaan dan bantuan fisik seperti pembangunan sekolah sampah tadi. Padahal lokasi desa ini sangat jauh dari Gudang Indocement yang berada di Cimarema, Kabupaten Bandung dengan jarak sekitar 30 km. Seperti yang diungkapkan oleh Bapak Kuky Permana Direktur Independen Indocement saat sesi ngopi bareng blogger di Bandung, “Biasanya CSR diadakan untuk lingkungan sekitar, namun karena desa ini sangat inspriratif dan dapat menjadi pilot project untuk desa lainnya, Indocement tertarik untuk memberikan bantuannya.”
“Indocement juga tidak hanya memberikan dana dalam program CSR-nya, tapi juga memberikan bantuan teknis, konsultasi dan pembinaan untuk desa binaannya.” Kata Sahat Panggabean Manager CSR Indocement. “Karena biasanya desa mempunyai dana dari pemerintah untuk fasilitas di desanya dan kita mencoba untuk memberikan bantuan teknis atau konsultan untuk pembangunannya,” lanjutnya.

Bincang santai setelah kunjungan ke Kampung Inspirasi dengan Bapak Kuky Permana Direktur Independen Indocement dan Sahat Panggabean Manager CSR Indocement
Semoga apa yang dilakukan oleh Pak Wawan dan Ibu Nining sebagai “local hero” di Desa Cilengkrang menjadi inspirasi bagi yang lainnya. Perjuangan yang dulu dilakukan, kini sudah mulai menampakkan hasilnya. Semoga Kampung Inspirasi Cilengkrang menjadi Inspirasi bagi kampung dan desa lainnya. Seperti diungkapkan oleh Pak Kuky, bahwa kita kita perlu takut memberi, ingat power of “Giving is Getting”. Apa yang kita berikan, itu yang akan kita dapatkan.